Kembali
Detail News

Santri Ponpes Dimsa Gelar Mubaligh Hijrah di Kecamatan Kalijambe

Admin • 2025-01-26

Bagikan ini
Facebook WhatsApp

Sragen – Santri Kelas Khusus Pondok Pesantren Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen (Dimsa) melaksanakan kegiatan Mubaligh Hijrah yang berlangsung selama dua hari, pada tanggal 25-26 Januari 2025, bertempat di Masjid Nurul Yaqin, Rejosari, Donoyudan, Kecamatan Kalijambe, Sragen.

Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Ustadz Mufti Aziz Mahlim Al Hafidz, Penanggung Jawab Program Kelas Khusus Ponpes Dimsa sekaligus Imam Besar Masjid Raya Al Falah Sragen.

Rangkaian kegiatan dimulai pada Sabtu (25/1) dengan shalat Maghrib dan Isya berjamaah yang diimami oleh santri. Setelah Maghrib, para santri menyampaikan kultum tujuh menit kepada jamaah, dilanjutkan dengan ngaji bersama hingga waktu Isya. Kegiatan malam itu juga diisi dengan tasmi’ hafalan Al-Qur'an oleh santri. Sebagai penutup malam pertama, para santri mengemas sayuran gratis yang akan dibagikan kepada jamaah pengajian Ahad pagi.

Hari kedua (26/1) dimulai pukul 03.00 dengan shalat Tahajjud berjamaah, diikuti shalat Subuh berjamaah dan kultum dari santri. Setelah itu, santri membagikan sayuran gratis kepada jamaah pengajian Ahad pagi. Acara diakhiri dengan kegiatan outbound bersama anak-anak TPQ setempat, sebelum para santri kembali ke pondok pada pukul 09.00.

Kepala SMP Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen, Ustadz Wibowo Juli Saputro, M.Pd, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan agenda rutin pesantren. “Kegiatan Mubaligh Hijrah ini menjadi wujud nyata pengamalan ilmu yang diperoleh santri di pesantren agar bermanfaat langsung bagi masyarakat,” ungkapnya.

Para jamaah Masjid Nurul Yaqin menyambut positif kehadiran santri. Salah satu jamaah mengatakan, “Kegiatan ini sangat bermanfaat, tidak hanya mempererat hubungan dengan masyarakat, tetapi juga memberikan keberkahan melalui dakwah, ngaji bersama, dan pembagian sayuran gratis.”

Melalui kegiatan ini, Pondok Pesantren Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen terus berkomitmen membentuk generasi santri yang tidak hanya cakap dalam ilmu agama, tetapi juga peduli terhadap kehidupan sosial masyarakat.